Rabu, 17 Oktober 2018

KELOMPOK I MAKALAH TIKUS RUMAH (R. rattus diardii)


Tugas Makalah Teknik Penyimpanan dan Penggudangan


 TIKUS RUMAH (R. rattus diardii)

DISUSUN OLEH KELOMPOK I :
            DINO SETYADI                                              (1405106010063)
            MUTIA RIZKY ISKANDAR                        (1505106010001)
            CUT KEKE                                                     (1505106010003)
            NOVI DIANA                                                 (1505106010013)
            RATIH ANGGRAINI                                    (1505106010015)

KELAS : 01 (SATU)
DOSEN PEMBIMBING : BAMBANG SUKARNO PUTRA S.TP, M.Si






PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM BANDA ACEH
2018


DAFTAR ISI
DAFTAR ISI....................................................................................................... i
KATA PENGANTAR....................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN.................................................................................. 1
1.1     Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2     Rumusan Masalah................................................................................ 2
1.3     Tujuan Penulisan.................................................................................. 2
1.4     Manfaat Penulisan................................................................................ 2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA...................................................................... 3
BAB III. PEMBAHASAN.................................................................................. 4
3.1.   Pengertian Tikus................................................................................... 4
3.2.   Taksonomi Tikus................................................................................... 4
3.3. Morfologi Tikus..................................................................................... 5
3.4. Tikus Rumah (R. rattus diardii)............................................................ 6
3.5. Siklus Hidup Tikus Rumah (R. rattus diardii)..................................... 7
3.6. Penampilan Tikus Rumah (R. rattus diardii)....................................... 7
3.7. Kebiasaan Tikus Rumah (R. rattus diardii)......................................... 8
3.8. Perilaku Tikus Rumah (R. rattus diardii)............................................. 8
3.9. Makanan Tikus..................................................................................... 8
3.10. Indera Pada Tikus Rumah (R. rattus diardii).................................... 9
3.11. Sarang Tikus Rumah (R. rattus diardii)............................................. 10
3.12. Tanda-Tanda Keberadaan Tikus Rumah (R. rattus diardii)........... 10
3.13. Teknik Pengendalian Tikus Rumah (R. rattus diardii)..................... 12
BAB IV. SIMPULAN......................................................................................... 13
4.1.   Kesimpulan.................................................................................. 13
4.2.   Saran............................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 14





KATA PENGANTAR

Puji dan syukur yang tak terhingga penulis panjatkan kehadirat Illahi Rabbi, atas berkah, rahmat, karunia dan hidayah-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah  ini.
Adapun tujuan disusunnya makalah ini ialah sebagai salah satu agenda kegiatan akademis yang harus ditempuh oleh setiap mahasiswa dalam menyelesaikan studi di tingkat perkuliahan semester VII, adapun judul dari makalah  ini adalah “Tikus Rumah (R. rattus diardii)”.
Dalam proses penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapatkan bantuan, dukungan, serta do’a dari berbagai pihak, oleh karena itu izinkanlah di dalam kesempatan ini penulis menghaturkan terima kasih dengan penuh rasa hormat serta dengan segala ketulusan hati kepada :
      1.            Kedua orang tua, atas curahan kasih sayang yang tiada henti, yang senantiasa mendukung secara moril & materil serta yang selalu mendo’akan penulis di dalam menempuh pendidikan ini.
      2.            Bapak Bambang Sukarno Putra, S.TP, M.Si selaku dosen mata kuliah teknik penyimpanan dan penggudangan yang dengan segala keikhlasannya telah memberikan bimbingan, arahan, serta nasehat kepada penulis hingga terselesaikannya makalah  ini.
      3.            Teman-teman seperjuangan khususnya Kelas 01 yang senantiasa memberi masukan hingga terselesaikannya makalah ini.
Sangatlah disadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan didalam penyusunannya dan jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan saran maupun kritik yang kiranya dapat membangun dari para pembaca. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi kita semua. Amin Ya Rabbal ‘Alamin.

       Banda Aceh, 17 Oktober 2018


 Penyusun



BAB I. PENDAHULUAN

1.1.             Latar Belakang
Keberadaan vektor dan binatang pengganggu di lingkungan kehidupan manusia sudah dimulai sejak pertama kali manusia menciptakan tempat untuk bermukim.  Bangunan tempat tinggal manusia memberikan tempat pula bagi berbagai vektor dan binatang pengganggu untuk berlindung, memperoleh makanan dan berkembang biak. Dengan kondisi lingkungan yang relatif tidak ekstrim dan bebas dari musuh-musuh alaminya serta tercukupinya kebutuhan makanan, maka populasi vektor dan binatang pengganggu itu dapat terus meningkat sedemikian rupa sehingga menimbulkan masalah kesehatan manusia.
Vektor dan binatang pengganggu dapat merugikan manusia, merusak lingkungan hidup manusia dan pada gilirannya akan mengganggu kesejahteraan hidup manusia, oleh karena itu keberadaan vektor dan binatang pengganggu tersebut harus dikendalikan. Pengendalian vektor dan binatang pengganggu adalah suatu upaya untuk mengurangi atau menurunkan populasi vektor dan binatang pengganggu tersebut ke suatu tingkat yang tidak mengganggu ataupun membahayakan kehidupan manusia. Binatang pengganggu adalah binatang yang dapat mengganggu, menyerang, ataupun menimbulkan kerusakan dan hidup disekitar kehidupan manusia seperti tikus, rayap,anjing, kucing, babi, kera, atau binatang lainnya.
Tikus adalah hewan mengerat (rondensia) yang lebih dikenal sebagai hama tanaman pertanian, perusak barang digudang dan hewan pengganggu yang menjijikan di perumahan. Belum banyak diketahui dan disadari bahwa kelompok hewan ini juga membawa, menyebarkan dan menularkan berbagai penyakit kepada manusia, ternak dan hewan peliharaan. Rodensia komensal yaitu rodensia yang hidup didekat tempat hidup atau kegiatan manusia ini perlu lebih diperhatikan dalam penularan penyakit. Penyakit yang ditularkan dapat disebabkan oleh infeksi berbagai agen penyakit dari kelompok virus, rickettsia, bakteri, protozoa dan cacing. Penyakit tersebut dapat ditularkan kepada manusia secara langsung oleh ludah, urin dan fesesnya atau melalui gigitan ektoparasitnya (kutu, pinjal, caplak dan tungau). Maka dari itu penting bagi kita untuk mempelajari tentang tikus yang berada di lingkungan, terutama tikus rumah (R. rattus diardii) agar kita dapat mengendalikan tikus rumah tersebut.

1.2.            Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Apakah yang dimaksud dengan tikus ?
2.      Bagaimanakah taksonomi pada tikus ?
3.      Bagaimanakah morfologi pada tikus ?
4.      Apakah yang dimaksud tikus rumah (R. rattus diardii)?                           
5.      Bagaimanakah siklus hidup tikus rumah (R. rattus diardii)?                     
6.      Bagaimanakah penampilan tikus rumah (R. rattus diardii)?
7.      Bagaimanakah kebiasaan tikus rumah (R. rattus diardii)?
8.      Bagaimanakah perilaku tikus rumah (R. rattus diardii)?
9.      Apakah makanan tikus ?
10.  Bagaimanakah indera pada tikus rumah (R. rattus diardii)?
11.  Bagaimanakah sarang tikus rumah (R. rattus diardii)?                              
12.  Bagaimanakah tanda-tanda keberadaan tikus rumah (R. rattus diardii)    ?
13.  Bagaimanakah teknik pengendalian tikus rumah (R. rattus diardii)?

1.3.            Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk mengetahui apakah yang dimaksud dengan tikus, taksonomi tikus, morfologi pada tikus, apakah yang dimaksud dengan tikus rumah, siklus hidup tikus rumah, penampilan tikus rumah, kebiasaan tikus rumah, perilaku tikus rumah, makanan tikus, indera pada tikus rumah, sarang tikus rumah, tanda-tanda keberadaan tikus rumah, serta teknik pengendalian tikus rumah.

1.4.            Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan dari makalah ini adalah untuk menambah wawasan pembaca khususnya tentang materi tikus rumah (R. rattus diardii).


BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Tikus Rumah, Tikus Pohon, dan Tikus Sawah Klasifikasi dan Morfologi Berdasarkan karakter dan ciri morfologi yang dimiliki, tikus rumah (R. rattus diardii) digolongkan ke dalam kelas Mammalia, ordo Rodentia, dan famili Muridae. Ciri morfologi tikus rumah (R. rattus diardii) adalah panjang tubuh 100 – 190 mm, dan memiliki panjang ekor lebih panjang atau sama dengan panjang tubuh . Panjang kaki belakang 35 mm dan telinga 20 mm. Bentuk hidung kerucut, bentuk badan silindris, ekor tidak ditumbuhi rambut, serta memiliki bobot tubuh berkisar antara 70 – 300 g. Memiliki rambut bertekstur agak kasar berwarna cokelat kehitaman pada bagian dorsal dan warna pada bagian ventral hampir sama dengan warna rambut pada bagian dorsal. Tikus betina memiliki puting susu 2 pasang di dada dan 3 pasang di perut (10 buah). Tikus pohon (Rattus tiomanicus) termasuk ke dalam Kelas Mammalia, Ordo rodentia, Subordo Myomorpha, Famili Muridae, dan Subfamili Murinae. Tikus ini memiliki warna putih pada bagian bawah, punggung dan kepala berwarna kuning coklat, memiliki ekor yang lebih panjang dari badan dan kepala, ukuran telapak kaki belakang dan telinga hampir sama dengan tikus rumah (R. rattus diardii). Hewan betina memiliki lima pasang puting susu yaitu dua pasang pektoral dan tiga pasang inguinal, tekstur rambut agak kasar (Priyambodo, 2003). 
Tikus merupakan hewan mamalia yang paling umum digunakan sebagai hewan percobaan pada laboratorium, dikarenakan banyak keunggulan yang dimiliki oleh tikus sebagai hewan percobaan, yaitu memiliki kesamaan fisiologis dengan manusia, siklus hidup yang relatif pendek, jumlah anak per kelahiran banyak, variasi sifat-sifatnya tinggi dan mudah dalam penanganan (Moriwaki et al., 1994).
Karakteristik lainnya adalah cara berjalan dan perilaku hidupnya.Semua rodensia komersial berjalan dengan telapak kakinya. Beberapa jenis Rodensia adalah R. rattus diardii, Mus musculus. Rattus norvegicus (tikus got) berperilaku menggali lubang ditanah dan hidup dilubang tersebut. Sebaliknya R. rattus diardi (tikus rumah) tidak tinggal di tanah tetapi di semak-semak dan atau di atap bangunan.Bantalan telapak kaki jenis tikus ini disesuaikan untuk kekuatan menarikdan memegang yang sangat baik. Hal ini karena pada bantalan telapak kaki terdapat guratan-guratan beralur, sedang pada rodensia penggali bantalan telapak kakinya halus. Mus musculus (mencit) selalu berada di dalam bangunan, sarangnya bisa ditemui di dalam dinding, lapisan atap (eternity), kotak penyimpanan atau laci (Depkes RI, 2008).


BAB III. PEMBAHASAN

3.1.          Pengertian Tikus
Tikus adalah hewan mengerat (rondensia) yang lebih dikenal sebagai hama tanaman pertanian, perusak barang digudang dan hewan pengganggu yang menjijikan di perumahan. Belum banyak diketahui dan disadari bahwa kelompok hewan ini juga membawa, menyebarkan dan menularkan berbagai penyakit kepada manusia, ternak dan hewan peliharaan. Rodensia komensal yaitu rodensia yang hidup didekat tempat hidup atau kegiatan manusia ini perlu lebih diperhatikan dalam penularan penyakit. Definisi lain dari tikus adalah satwa liar yang seringkali berasosiasi dengan kehidupan manusia. Asosiasi tikus dengan manusia seringkali bersifat parasitisme, tikus mendapatkan keuntungan sedangkan manusia sebaliknya. Tikus sering menimbulkan gangguan bagi manusia dibidang : kesehatan; pertanian; peternakan; rumah tangga.

3.2.            Taksonomi Tikus
Berikut ini adalah taksonomi dari tikus adalah sebagai berikut :
No.
Tingkatan Takson
Golongan
1.
Dunia
Animalia
2.
Phyllum (Filum)
Chordata
3.
Sub filum
Vertebrata (Craniata)
4.
Kelas
Mammalia
5.
Sub kelas
Theria
6.
Infra Kelas
Eutheria
7.
Ordo
Rodentia
8.
Sub ordo
Myomorpha
9.
Famili
Muridae
10.
Sub family
Murinae
11.
Genus
Bandicota

Ordo Rodentia merupakan ordo dari kelas Mammalia yang terbesar karena memiliki jumlah spesies terbanyak yaitu 2.000 spesies (40 %) dari 5.000 spesies untuk seluruh kelas Mammalia. Dari 2.000 spesies Rodentia, hanya kurang lebih 150 spesies tikus yang ada di Indonesia dan hanya 8 spesies yang paling berperan sebagai host (vektor) dari agent patogen terhadap manusia dan hama pertanian.  Delapan spesies tsb : Rattus norvegicus (tikus riol/got/selokan/kota), Rattus-rattus diardii (tikus rumah/atap), Mus musculus (mencit rumah), Rattus exulans (tikus ladang), Bandicota indica (tikus wirok), Rattus tiomanicus (tikus pohon), Rattus argentiventer (tikus sawah), Mus caroli (mencit ladang).

3.3.            Morfologi Tikus
Morfologi tikus dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
No
Morfologi
Tikus roil
Tikus  atap
Mencit rumah
Tikus ladang
1.
Tekstur rambut
Kasar dan agak panjang
Agak kasar
Lembut dan halus
Lembut dan halus
2.
Bentuk hidung
Kerucut terpotong
Kerucut
Kerucut
Kerucut
3.
Bentuk badan
Silindris, membesar kebelakang
Silindris
Silindris
Silindris
4.
Warna badan bagian punggung
Coklat hitam kelabu
Coklat hitam kelabu
Coklat  hitam kelabu
Coklat  kelabu
5.
Warna badan bagian perut
Coklat kelabu (pucat)
Coklat hitam kelabu
Coklat  hitam kelabu
Putih kelabu
6.
Warna ekor bagian atas
Cokelat hitam
Cokelat hitam
Cokelat hitam
Cokelat hitam
7.
Habitat
Gudang, selokan, rumah
Rumah, gudang
Rumah gudang
Sawah, ladang  
8.
Bobot tubuh (gr)
150-600
60-300
8-30
30-85
9.
Panjang Kepala + badan (mm)
150-250
100-210
55-100
80-150
10.
Panjang ekor (mm)
160-210
120-250
70-110
110-180
11.
Lebar daun telinga (mm)
18-24 (berambut)
19-23
9-12
16-20
12.
Panjang telapak kaki belakang (mm)
40-47
30-37
12-18
22-28
13.
Lebar gigi pengerat (mm)
3.5
3
1.5
2
14.
Jumlah puting susu (pasang)
6 (3+3) =12
5 (2+3) =10
5 (3+2) =10
4  (2+2)=8

3.4.      Tikus Rumah (R. rattus diardii)
Tikus rumah (R. rattus diardii) adalah hewan pengerat biasa yang mudah dijumpai di rumah-rumah dengan ekor yang panjang dan pandai memanjat serta melompat. Hewan ini termasuk dalam subsuku Murinae dan berasal dari Asia. Namun, ia lalu menyebar ke Eropa melalui perdagangan sejak awal penanggalan modern dan betul-betul menyebar pada abad ke-6. Selanjutnya ia menyebar ke seluruh penjuru dunia. Tikus rumah pada masa kini cenderung tersebar di daerah yang lebih hangat karena di daerah dingin kalah bersaing dengan tikus got.
Tidak seperti saingannya, tikus got, tikus rumah adalah perenang yang buruk dan bangkainya sering ditemukan di sumur-sumur. Namun, ia lebih gesit dan pemanjat ulung, bahkan berani "terbang". Warnanya biasanya hitam atau coklat terang, meskipun sekarang ada yang dibiakkan dengan warna putih atau loreng. Ukurannya biasanya 15–20 cm dengan ekor ± 20 cm. Hewan ini nokturnal dan pemakan segala, namun menyukai bulir-bulir. Betinanya mampu beranak kapan saja, dengan anak 3-10 ekor/kelahiran. Umurnya mencapai 2-3 tahun dan menyukai hidup berkelompok.



3.5.      Siklus Hidup Tikus Rumah (R. rattus diardii)
Adapun siklus hidup tikus rumah (R. rattus diardii) adalah sebagai berikut :
1.      Tikus rumah menghasilkan 5 - 10 anak perkelahiran dan melahirkan antara 3-6 per tahun.
2.      Masa kehamilan adalah sekitar 3 minggu.
3.      Hanya membutuhkan waktu antara 12-16 minggu dari kelahiran untuk mencapai kematangan seksual.

Gambar 1. Siklus hidup tikus rumah (R. rattus diardii)

3.6.            Penampilan Tikus Rumah (R. rattus diardii)
Adapun penampilan tikus rumah (R. rattus diardii) adalah sebagai berikut :
1.      Tikus rumah memiliki ukuran panjang antara 16-24 cm, dengan ekor lebih panjang daripada kepala dan tubuh. 
2.      Tikus ini memiliki berat antara 150- 200 g. 
3.      Memiliki hidung runcing, telinga besar dan tubuh yang ramping

Gambar 2. tikus rumah (R. rattus diardii)

3.7.          Kebiasaan Tikus Rumah (R. rattus diardii)
Adapun kebiasaan tikus rumah (R. rattus diardii) adalah sebagai berikut :
1.      Mereka sangat lincah dan pendaki yang sangat baik.
2.      Makanan yang mereka sukai adalah buah yang mengandung banyak air.
3.      Tikus hitam akan makan sekitar 15 g makanan dan minum 15 ml perhari.
4.      Tikus mempunyai kecenderungan untuk menempuh jalur yang sama untuk mencari makanan dan air, tempat bersarang di kawasan persembunyian yang aman, mempelajari adanya bahaya, cara-cara keluar dari sarang dan sebagainya.
5.      Tikus juga mempunyai kemampuan mengubah pola perilakunya, mempunyai kebiasaan-kebiasaaan baru, guna memulihkan gangguan-gangguan dan mencari sumber makanan yang baru  atau tempat berlindung.

3.8.          Perilaku Tikus Rumah (R. rattus diardii)
Pengetahuan tentang perilaku tikus sangat berguna dalam rangkaian usaha pengendalian secara berdaya guna. Perilaku tikus pada umumnya didorong oleh beberapa keadaan, yaitu rasa haus, rasa lapar, kebutuhan seksual, dan sebagainya. Untuk mengendalikan tikus penting diketahui bahwa bangsa tikus dapat pergi jauh dari air lebih dari 48 jam, dan pergi jauh tanpa makan dari empat hari. Tikus yang lapar atau haus menjadi ceroboh sehingga mudah diberantas. Penggunaan perangkap dan racun (umpan) dan cara pengendalian lainnya menjadi semakin berhasil.

3.9.             Makanan Tikus
Tikus merupakan hewan yang mempunyai preferensi makanan yang banyak, baik yang berasal dari tumbuhan maupun dari hewan. Walaupun demikian biji-bijian seperti gabah, beras dan jagung tampaknya lebih disukai daripada yang lain. Seekor tikus dapat merusak 283 bibit padi per hari atau 103 batang padi bunting per hari. Setelah itu, tikus juga menyukai umbi-umbian serperti ubi jalar dan ubi kayu. Makanan yang berasal dari hewan terutama adalah serangga dan hewan-hewan kecil lainnya. Makanan dari hewan ini merupakan sumber untuk pertumbuhan dan untuk memperbaiki bagian-bagian tubuh yang rusak, sedangkan makanan yang berasal dari tumbuhan dimanfaatkan sebagai sumber tenaga.
Hasil penelitian di laboratorium menunjukkan bahwa kebutuhan makanan seekor tikus setiap hari kira-kira 10% dari bobot tubuhnya, tergantung dari kandungan air dan gizi dalam makanannya. Tikus merupakan hewan yang aktif pada maam hari sehingga sebagian besar aktivitas makannya dilakukan pada malam hari. Tikus memiliki sifat “neo-fobia”, yaitu takut atau mudah curiga terhadap benda-benda yang baru ditemuinya. Dengan adanya sifat tikus yang demikian, maka makanan akan dimakan adalah makanan yang sudah biasa ditemui. Dia akan mencicipi dulu makanan yang baru ditemuinya.
Hal ini dapat mempengaruhi keberhasilan pengendalian secara kimia dengan menggunakan umpan beracun, sehingga harus diusahakan agar umpan yang digunakan adalah umpan yang disukai oleh tikus dan tempat umpan yang digunakan adalah benda-benda alami yamg banyak terdapat di alam. Bila makanan yang dimakan tersebut membuat keracunan dengan cepat maka dia akan mengeluarkan suara kesakitan dan tanda bahaya kepada teman-temannya. Maka dari itu untuk penggunaan pestida kimia sebaiknya digunakan pestisida yang membunuh secara perlahan, dimana tikus tersebut akan mati dalam beberapa hari, sehingga tikus tersebut tidak merasa kapok dan tidak akan tahu kalau makanan yang dimakannya ternyata beracun.
Dalam mencari makanan, tikus selalu pergi dan kembali melalui jalan yang sama, sehingga lama-lama terbentuk jalan tikus. Hal ini disebabkan tikus akan merasa aman untuk melewati jalan yang sama, daripada setiap saat harus membuat jalan baru. Jalan yang sama dapat ditandai dengan gesekan benda-benda di sekitar jalan tersebut dengan misainya, dan juga karena adanya air seni yang dikeluarkan pada jalan tersebut yang dapat diciuminya.

3.10.    Indera Pada Tikus Rumah (R. rattus diardii)
3.10.1. Indera Penglihatan Tikus Rumah (R. rattus diardii)
Dilihat dari pengelihatannya menurut para ahli konon tikus ternyata  tikus rumah dan tikus lainnya mempunyai pengelihatan yang jelek, yaitu ternyata tikus adalah hewan yang buta warna, artinya ia hanya dapat melihat benda-benda berwarna hitam dan putih. Akan tetapi, tikus tampaknya tertarik pada warna-warna hijau, kuning dan hitam. Warna hijau dan kuning diduga merupakan warna daun dan malai tanaman padi yang merupakan makanan utamanya di lapang. Sedangkan warna hitam merupakan warna gelap yang terlihat pada malam hari. Kemampuan tikus dalam melihat benda-benda yang ada di depannya dapat mencapai 10 meter.

3.10.2. Indera Penciuman Tikus Rumah (R. rattus diardii)
Organ penciuman tikus rumah dan tikus lainnya sangat baik, terutama untuk mencium bau makanannya. Tikus jantan dapat mencium bau tikus betina yang sedang birahi untuk dikawininya. Tikus betina dapat mencium bau anaknya yang keluar dari sarang berdasarkan air seni yang dikeluarkan oleh anaknya.

3.10.3. Indera Pendengaran Tikus Rumah (R. rattus diardii)
Pendengaran tikus rumah dan tikus lainnya sangat baik. Tikus dapat mendengar suara-suara dengan frekuensi tinggi, yang tidak dapat didengar oleh manusia. Berdasarkan suara-suara yang dikeluarkan oleh tikus, dapat dibagi menjadi beberapa suara, yaitu :
·         Suara-suara pada saat akan melakukan perkawinan
·         Suara-suara menandakan adanya bahaya
·         Suara-suara pada saat menemukan makanan
·         Suara-suara pada saat tikus mengalami kesakitan

3.11.    Sarang Tikus Rumah (R. rattus diardii)
Sarang yang dibuat biasanya mempunyai lebih dari satu pintu, pintu utama untuk jalan keluar dan masuk setiap hari, pintu darurat yang digunakan dalam keadaan yang membahayakan, misalnya pada saat dikejar oleh predator ataupun pada saat dilakukan gropyokan, dan pintu yang menuju ke sumber air sebagai minumnya. Pintu darurat ini disamarkan dengan cara ditutupi dengan daun-daunan. Selain itu, sarang tikus juga terdiri dari lorong yang berkelok-kelok; semakin banyak anggota keluarga tikus, semakin panjang lorong yang di sarang tikus juga dilengkapi dengan ruangan/kamar yang difungsikan untuk beranak dan kamar sebagai gudang tempat menyimpan bahan makanan.

3.12.    Tanda-Tanda Keberadaan Tikus Rumah (R. rattus diardii)
Tanda-tanda yang dapat dijadikan petunjuk tentang kemungkinan adanya tikus di suatu tempat antara lain :
1.    Bekas gigitan (Gnawing), bekas gigitan yang ditinggalkan tikus pada benda yang terbuat dari kayu atau kain. Biasanya dapat dilihat pada pintu, jendela, bekas-bekas kain.
2.      Alur jalan (Run ways), salah satu kebiasaan tikus adalah selalu senang memakai jalan yang sama (jalan antara sarang dan tempat mencari makan ) dan biasanya berjalan searah dengan dinding (baik vertical maupun horizontal). Jarang tikus menyeberang ruangan.
3.      Bekas jalan (run ways), tikus ini pada umumnya kotor dan berminyak.
4.      Bekas gesekan (Rub marks), segala benda-benda yang tersentuh tikus selalu kotor dan berminyak.
5.      Lubang Terowongan (Burrows), tikus tidak biasa membuat lubang. Ia hanya kadang-kadang membuat lubang di tanah. Lubang-lubang tersebut merupakan jalan masuk ke dalam sistem terowong di dalam tanah, baik di dalam tanah yang terbuka, dekat timbunan sampah, ditepi landasan, dekat gudang-gudang yang langsung didirikan di atas tanah maupun di sepanjang tepi selokan. Salah satu contoh tikus yaitu Norway rat (Rattus norvegicus)senang membuat terowongan atau membuat lubang diberbagai tempat terutama di bawah pondasi bangunan.
6.      Kotoran (Droppings)
Biasanya kotoran tikus dapat dikenal karena mempunyai tanda-tanda sebagai berikut :
·        Untuk kotoran yang baru bentuknya lembek, mengkilap dan pada umumnya berwarna gelap.
·        Untuk kotoran yang sudah lama,bersifat keras,kering, dan pada umumnya berwarna abu-abu.
7.      Bekas telapak (Tracks/Paths), bekas kaki tikus dapat dilihat dengan jelas. Jejak kaki yang lama selalu tertutup debu. Kaki belakang tikus mempunyai 5 jari kaki, sedangkan kaki muka 4 jari kaki. Jejak kaki belakang lebih nampak dari pada kaki depan sedangkan ibu jari tidak nampak.
8.      Suara (Voice), Jika terdapat banyak tikus mereka sering terdengar berlari-lari dan mencicit di atas rumah, setelah hari menjadi gelap atau dikala mereka sedang mencari makan di dalam rumah.
9.      Tikus hidup dan tikus mati ( Life and death rats), di dalam rumah kadang kala ditemukan tikus yang telah mati, disamping tikus yang sedang berlari-lari di dalam rumah. Dengan ditemukannya tikus yang telah mati atau yang masih hidup menunjukkan bahwa di dalam rumah di daerah tersebut terdapat tikus.
10.  Sarang tikus (Nests), sarang tikus terletak di dalam lubang, pada dinding, pada pohon-pohonan, dan tanam-tanaman yang lain.

3.13.    Teknik Pengendalian Tikus Rumah (R. rattus diardii)
Adapun teknik pengendalian tikus rumah (R. rattus diardii) adalah sebagai berikut :
1.      Secara Fisik
Pengendalian tikus secara fisik untuk mempertahankan populasi tikus pada tingkat serendah-rendahnya, yaitu meliputi : perbaikan sanitasi lingkungan seperti; penyimpanan sampah, pengumpulan sampah pembuangan sampah yang saniter, membuat bangunan kedap tikus, penyimpanan barang yang masih layak pada tempat terang, menukar posisi meubeler secara berkala dan membuat bangunan selalu dalam keadaan bersih dan memesang perangkap tikus.
2.      Secara kimia
Upaya pengedalian tikus secara kimia dilakukan dengan peracunan yang menggunakan umpan, peracunan biasanya secara lambat peracunan secara cepat dengan cara seperti; red squill, privel fumarin, dan diphacinone. Sedangkan untuk pemberantasan tikus pada bangunan ruang tertutup, menggunakan bahan kimia khusus yaitu fumigan.
3.      Secara bilogis
Pengendalian tikus secara biologis dengan memelihara hewan sebagai predator seperti kucing, cerpelai, ular.  Indonesia pada umumnya memelihara kucing sebagai pengendalian secara biologis, tetapi dalam hal ini, kucing tidak dapat mengatasi populasi tikus, karena kucing dapat membawa penyakit setelah memangsa tikus.




BAB IV. SIMPULAN

4.1.            Kesimpulan 
Adapun kesimpulan yang dapat kita ambil dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1.        Tikus adalah hewan mengerat (rondensia) yang lebih dikenal sebagai hama tanaman pertanian, perusak barang digudang dan hewan pengganggu yang menjijikan di perumahan.
2.       Tikus rumah (R. rattus diardii) adalah hewan pengerat biasa yang mudah dijumpai di rumah-rumah dengan ekor yang panjang dan pandai memanjat serta melompat.
3.       Tikus rumah menghasilkan 5 - 10 anak perkelahiran dan melahirkan antara 3-6 per tahun dengan masa kehamilan 3 minggu.
4.       Tikus rumah memiliki ukuran panjang antara 16-24 cm, dengan ekor lebih panjang daripada kepala dan tubuh. 
5.       Tikus juga mempunyai kemampuan mengubah pola perilakunya, mempunyai kebiasaan-kebiasaaan baru, guna memulihkan gangguan-gangguan dan mencari sumber makanan yang baru  atau tempat berlindung.

4.2.            Saran
Adapun saran yang dapat penulis berikan adalah agar sebaiknya menjaga kebersihan lingkungan rumah, kantor, dan lain-lain untuk menghindari penyakit yang disebabkan oleh tikus.


DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. 2008. Pedoman Pengendalian Tikus : Khusus di Rumah Sakit. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta
Moriwaki, K, T. Shiroishi, H. Yonekawa. 1994. Genetic in Wild Mice. Its Aplication to Biomedical Research. Tokyo: Japan Scientific Sosieties Press. Karger.
Priyambodo, S. 2003. Pengendalian Hama Tikus Terpadu. Cetakan III. Penebar Swadaya. Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

EKOLOGI SERANGGA HAMA GUDANG SERTA PENGENDALIANNYA

Tugas Makalah Teknik Penyimpanan dan Penggudangan EKOLOGI SERANGGA HAMA GUDANG SERTA PENGENDALIANNYA DISUSUN OLEH KELOMPOK I :...