Rabu, 31 Oktober 2018

EKOLOGI SERANGGA HAMA GUDANG SERTA PENGENDALIANNYA


Tugas Makalah Teknik Penyimpanan dan Penggudangan


EKOLOGI SERANGGA HAMA GUDANG SERTA PENGENDALIANNYA

DISUSUN OLEH KELOMPOK I :
DINO SETYADI                               (1405106010063)
MUTIA RIZKY ISKANDAR         (1505106010001)
CUT KEKE                                       (1505106010003)
NOVI DIANA                                   (1505106010013)
RATIH ANGGRAINI                      (1505106010015)

KELAS : 01 (SATU)
DOSEN PEMBIMBING : BAMBANG SUKARNO PUTRA S.TP, M.Si



UNSYIAH.jpg



PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM BANDA ACEH
2018

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI....................................................................................................... i
KATA PENGANTAR....................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN.................................................................................. 1
1.1     Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2     Rumusan Masalah................................................................................ 2
1.3     Tujuan Penulisan.................................................................................. 2
1.4     Manfaat Penulisan................................................................................ 2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA...................................................................... 3
BAB III. PEMBAHASAN.................................................................................. 5
3.1.   Pengertian dan Fungsi Gudang........................................................... 5
3.2.   Jenis-Jenis Gudang............................................................................... 7
3.3. Syarat Gudang Untuk Penyimpanan Bahan Pangan........................ 7
3.4. Organisme Di Dalam Gudang.............................................................. 8
3.4.1.Mikroorganisme........................................................................... 8
3.4.2.Hama Gudang.............................................................................. 9
3.4.3.Tikus.............................................................................................. 10
3.4.4. Serangga Gudang....................................................................... 11
3.5. Pengendalian Hama Gudang dan Tikus secara Nirkimiawi............. 12

BAB IV. SIMPULAN......................................................................................... 14
4.1.   Kesimpulan.................................................................................. 14
4.2.   Saran............................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 15



KATA PENGANTAR

Puji dan syukur yang tak terhingga penulis panjatkan kehadirat Illahi Rabbi, atas berkah, rahmat, karunia dan hidayah-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah  ini.
Adapun tujuan disusunnya makalah ini ialah sebagai salah satu agenda kegiatan akademis yang harus ditempuh oleh setiap mahasiswa dalam menyelesaikan studi di tingkat perkuliahan semester VII, adapun judul dari makalah  ini adalah Ekologi Serangga Hama Gudang Serta Pengendaliannya”.
Dalam proses penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapatkan bantuan, dukungan, serta do’a dari berbagai pihak, oleh karena itu izinkanlah di dalam kesempatan ini penulis menghaturkan terima kasih dengan penuh rasa hormat serta dengan segala ketulusan hati kepada :
      1.            Kedua orang tua, atas curahan kasih sayang yang tiada henti, yang senantiasa mendukung secara moril & materil serta yang selalu mendo’akan penulis di dalam menempuh pendidikan ini.
      2.            Bapak Bambang Sukarno Putra, S.TP, M.Si selaku dosen mata kuliah teknik penyimpanan dan penggudangan yang dengan segala keikhlasannya telah memberikan bimbingan, arahan, serta nasehat kepada penulis hingga terselesaikannya makalah  ini.
      3.            Teman-teman seperjuangan khususnya Kelas 01 yang senantiasa memberi masukan hingga terselesaikannya makalah ini.
Sangatlah disadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan didalam penyusunannya dan jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan saran maupun kritik yang kiranya dapat membangun dari para pembaca. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi kita semua. Amin Ya Rabbal ‘Alamin.

       Banda Aceh, 30 Oktober 2018


 Penyusun




BAB I. PENDAHULUAN

1.1.             Latar Belakang
Hama adalah suatu makhluk hidup yang dapat merusak tanaman dan bahan pangan, hama tersebut berkembang dengan sangat pesat dan harus diberantas karena dapat merugikan orang banyak. Hama gudang merupakan organisme yang dapat menyebabkan penyusutan kualitatif dan kuantitatif dari bahan pangan yang disimpan. Penyusutan kualitatif yaitu kerusakan yang terjadi karena perubahan biologi, fisik, kimia, dan biokimia serta penyusutan kuantitatif adalah kehilangan jumlah bobot bahan akibat penanganan pascapanen yang tidak professional dan gangguan biologi.
Salah satu hal yang perlu di perhatikan adalah ketika tepung tersebut di simpan akan timbul yang namanya serangga ataupun kutu tepung yang terjadi karena beberapa faktor intern dari jagung itu sendiri, antara lain: kadar air dan lingkungan tempat tepung di simpan serta beberapa jenis mikroba. Mikroba perusak bahan pangan adalah bakteri, kapang, khamir. Selain itu faktor yang sangat berperan dalam kerusakan bahan pangan adalah hama serangga dan tikus. Mekanisme penyerangan hama-hama tersebut berbeda satu sama lainnya.
Serangga hama gudang hidup dan berkembang biak di dalam gudang. Posisinya dapat sebagai hama primer ataupun hama sekunder. Serangga hama gudang terdiri atas bermacam-macam spesies, yang masing-masingnya mempunyai karakteristik yang berbeda. Serangga hama gudang menyerang bahan-bahan pangan tertentu yang sesuai dengan kebutuhannya. Selain komoditi yang berbeda serangga hama gudang juga mempunyai siklus hidup yang berbeda, dalam hal ini yaitu waktu yang diperlukan untuk siklus hidupnya. Salah satu ciri spesifik dari serangga hama gudang adalah mengalami metamorfosis yang sempurna, yaitu dari telur,larva, pupa, dan imago.
            Walaupun sistem pascapanen merupakan sistem artifisial yang relatif tertutup dari lingkungan luar, organisme yang ada didalamnya cukup beragam dengan berbagai prilaku dan peran ekologi. Aktifitas yang dilakukan satu kelompok organisme mempengaruhi kelompok organisme lain. Campur tangan manusia, misalnya dalam praktik pengendalian hayati, juga menjadi penyebab keberadaan organisme tertentu dalam organisme tertentu dalam ekosistem penyimpanan.


1.2.            Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Apakah pengertian dan fungsi gudang ?
2.      Apa sajakah jenis-jenis gudang ?
3.      Bagaimanakah syarat gudang untuk penyimpanan bahan pangan ?
4.      Apakh yang dimaksud dengan organisme dalam gudang ?
5.      Bagaimanakah cara pengendalian hama gudang dan tikus secara nirkimiawi ?

1.3.            Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk mengetahui pengertian, fungsi gudang, jenis-jenis gudang, syarat gudang untuk penyimpanan bahan pangan, organism dalam gudang serta cara pengendalian hama gudang.
                                                                                                                             
1.4.            Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan dari makalah ini adalah untuk menambah wawasan pembaca khususnya tentang materi tentang ekologi serangga hama gudang serta cara pengendaliannya.


BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Ordo Coleoptera adalah kelompok serangga yang paling banyak anggotanya dan hampir semua relung ekologis dalam penyimpanan dapat dimamfaatkan olehnya. Famili bruchidae, bostrichidae dan curculionidae berperan sebagai hama primer, sedangkan hama sekunder banyak yang merupakan anggota famili cucujidae, silvanidae dan tenebrionidae. Beberapa famili misalnya cleridae dan dermestidae menyerang bahan simpan hewani. Famili cryptophagidae, mycetophagidae dan ptinidae adalah pemakan cendawan atau scavenger, sedangkan famili staphylinidae, carabidae dan histeridae menjadi predator di penyimpanan. Ada juga yang menyerang bangunan penyimpanan yang terbuat dari kayu, yaitu famili bostrichidae, lyctidae dan scolytidae. Famili trogossitidae dan dermestidae berpupa pada tempat-tempat yang tersembunyi. (Rizal Syarief, 1993).
Serangga di penyimpanan biji-bijian dan bahan simpan berpotensi merugikan karena merusak secara langsung maupun tidak langsung. Kerusakan langsung terjadi karena serangga makan bahan simpan, menyebabkan kontaminasi fisik maupun kimiawi, serta serangan terhadap kemasan, peralatan dan struktur penyimpanan. Kerusakan bisa semakin besar karena menyebabkan kerusakan tidak langsung seperti tumbuhnya cendawan dan kerusakan lainnya. Kerusakan akibat hama pascapanen dapat diartikan sebagai kehilangan berat, kehilangan kandungan gizi, kehilangan daya kecambah, sampai kehilangan finansial. Semua serangga yang hidup dan berkembang biak pada bahan simpan makan biji-bijian atau produk olahan dengan kuantitas dan cara yang berbeda-beda. Serangga seperti sitophilus, rhyzopertha dan sitotroga makan dari dalam biji menghabiskan 25-60% endosperm biji untuk perkembangan pradewasanya. Serangga lain seperti tribolium dan corcyra makan dari luar biji, bagian embrio menjadi sasaran pertama sebelum beralih ke endosperm biji. (Kartasapoetra, 1987).
Ekologi serangga mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi distribusi dan kelimpahan serangga yaitu : suhu, kadar air biji dan sumber makanan. Serangga hama di penyimpanan, terutama hama-hama penting adalah serangga yang telah teradaptasi pada lingkungan penyimpanan dengan baik, karena :
·   Habitat penyimpanan merupakan reservoir alaminya,
·   Toleransinya yang tinggi terhadap faktor fisik di penyimpanan,
·   Keragaman prilaku makan pada berbagai bahan simpan,
·   Laju reproduksi yang tinggi,
·   Kemampuan yang tinggi dalam menemukan lokasi sumber makanan,
·   Kemampuan bertahan hidup dalam kondisi tanpa pangan,
·   Adaptasi morfologi.
Tercatat 40 famili ditemukan di tempat penyimpanan. Dari jumlah tersebut, mungkin kurang dari 100 spesies yang secara regular berkembang biak pada bahan simpan (sebagai hama). Hampir semua hama pascapanen yang penting hanya berasal dari tujuh famili yaitu: bostrichidae, bruchidae, cucujidae, curculionidae, dermestidae, silvanidae, dan tensbrionidae (Nasution, 2005).



BAB III. PEMBAHASAN

3.1. Pengertian dan Fungsi Gudang
Gudang sangat dibutuhkan sebagai sarana untuk menyimpan barang dan harus ditata dengan baik agar dapat dimanfaatkan secara optimal. Sehingga dapat memudahkan dalam penyimpanan, pencarian dan pengambilan barang. Barang yang disimpan di gudang dapat dalam bentuk bahan baku, barang setengah jadi, suku cadang maupun produk jadi. Sistem pergudangan yang baik adalah system pergudangan yang dapat memanfaatkan ruang penyimpanannya secara efektif.
Sarana penyimpanan yang berupa gudang sangat memegang peranan penting untuk mempertahankan bahan pangan yang disimpan dan merupakan salah satu langkah awal dalam pengolahan hasil pertanian sebalum sampai kepada konsumen. Sesuai Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 90 tahun 2014 tentang penataan dan pembinaan gudang, bahwa gudang adalah suatu ruangan tidak bergerak yang tertutup dari/atau terbuka dengan tujuan tidak untuk dikunjungi oleh umum, tetapi untuk dipakai khusus sebagai tempat penyimpanan barang yang dapat dipergunakan dan tidak untuk kebutuhan sendiri. Menurut Warman (2012), gudang adalah bangunan yang digunakan untuk menyimpan barang. Barang-barang yang disimpan di dalam gudang dapat berupa bahan baku,barang setengah jadi, suku cadang, atau barang dalam proseyang disiapkan untuk diserap oleh proses produksi. Sedangkan kegiatan pergudangan meliputi kegiatan
penyimpanan barang saja melainkan proses penanganan barang mulai dari penerimaan barang, pencatatan, penyimpanan, pemilihan, penyortiran, pelebelan, sampai dengan proses pengiriman.
Fungsi dari pergudangan secara umum adalah memaksimalkan penggunaan
sumber-sumber yang ada disamping memaksimalkan pelayanan terhadap pelanggan dengan sumber yang terbatas. Sumber daya gudang dan pergudangan adalah ruangan, Peralatan dan personil. Secara umum fungsi pergudangan di bagi tiga yaitu, perpindahan (movement), penyimpanan (storage), dan transfer informasi (informasi transfer).
Menurut Hadiguna dkk (2008), gudang sebagai tempat penyimpanan produk memiliki fungsi pokok sebagai berikut:
a).    Penerimaan (Receiving)
Menerima material pemesanan perusahaan, menjamin kuantitas material yang dikirim supplier, serta mendistribusikan material ke lantai produksi.
b).    Persediaan (stock)
Menjamin agar permintaan dapat dipenuhi karena tujuan perusahaan adalah memenuhi kepuasan pelanggan
c).    Penyisiahan (put away)
Merupakan kegiatan memindahkan dan menempatkan barang pada tempat penyimpanan.
d).   Penyimpanan (storage)
Merupakan suatu keadaan dimana barang menunggu untuk diambil sesuai dengan permintaan atau sebelum ada permintaan.
e).    Pengambilan pesanan (order picking), proses pengambilan barang dari gudang
sesiuai permintaan.
f).     Pengepakan (packaging), langkah pilihan setelah pengambilan
g).    Penyortiran (sortation) pengabilan bacth menjadi pesanan individu dan akumulasi pengambilan yang terdistribusi disebabkan variasi barang yang besar.
h).    Pengepakan (packing) dan pengiriman (shipping)
Aktivitas yang meliputi kegiatan pengecekan kelengkapan sesuai dengan pesanan, pengepakan barang sesuai dengan shipping container yang tepat, menyiapkan dokumen pengiriman, pengakumulasian pesanan dan penempatan muatan ke dalam truk.


Gambar 1. Fungsi Gudang Dalam Industri


3.2. Jenis-Jenis Gudang
Terdapat 6 jenis gudang yang biasa digunakan menurut Miranda dkk. (2001), yaitu:
a).    Gudang barang dagangan umum untuk barang hasil pabrik (general merchandise
warehouses for manufactured goods).
b).    Gudang untuk penyimpanan yang bersifat dingin (refrigerator or cold storage warehouses)
Gudang ini menyediakan lingkungan penyimpanan yang dapat dikendalikan temperaturnya.
c).       Gudang dengan bea/pajak (bonded warehouses)
Barang-barang seperti tembakau dan minuman beralkohol impor disimpan di gudang ini.
d).   Gudang barang-barang rumah tangga (household goods warehouses)
Digunakan untuk penyimpanan property pribadi. Properti ini secara khusus disimpan dalam jangka panjang yang sifatnya sementara.
e).    Pergudangan komoditas khusus (special commodity warehouses)
Pergudangan komoditas khusus digunakan untuk produk pertanian khusus seperti butir padi, wol dan katun.
f).     Pergudangan penyimpanan barang penting (bulk storage warehouses)
Pergudangan bulk storage memberikan tangki penyimpanan cairan dan penyimpanan terbuka atau tersembunyi untuk produk kering seperti batu bara, pasir dan barang-barang kimia.

3.3.Syarat Gudang Untuk Penyimpanan Bahan Pangan
Bangunan gudang harus dirancang dan dalam kondisi yang baik, penyinaran, ventilasi serta harus mudah dibersihkan. Kusus untuk gudang penyimpanan bahan pangan, sebaiknya dekat dengan unit produksi. Adapun syarat gudang untuk penyimpanan bahan pangan menurut Anonim (2017) sebagai berikut:
1.    Penyimpanan bahan kering :
a.    Bahan pangan harus ditempatkan secara teratur menurut macam, golongan, ataupun urutan pemakaian bahan bahan pangan
b.    Suhu cukup sejuk (berkisar 19 – 21ºC)
c.    Udara kering
d.   Ventilasi yang baik
e.    Ruangan yang bersih, kering, lantai dan dinding tidak lembab
f.     Rak – rak berjarak minimal 15 cm dari dinding lantai dan 60 cm dari langit-langit
g.    Rak mudah dibersihkan
h.    Penyimpanan dan pengambilan barang diatur dengan sistem FIFO (first infirst out)
i.      Semua lubang yang ada di gudang harus berkasa, serta bila terjadikerusakan
oleh binatang pengerat misalnya, harus segara diperbaiki

2. Penyimpanan pada suhu kamar/ruang
a.       Jenis sayuran umbi: kentang, bawang putih, bawang merah, atau sayuran umbi lain bersama tunasnya
b.      Tempat penyimpanan harus kering
c.       Tidak terkena cahaya matahari langsung
d.      Sirkulasi udara baik perubahan yang terjadi: kondisi yang lembab akan mempercepat kerusakan, sedangkan cahaya dapat merangsang pertumbuhan klorofil, (kentang akan berubah warna menjadi hijau). Cahaya bisa menyebabkan terbentuknya solanin (racun).

3. Penyimpanan dengan suhu rendah
a.       Dilakukan di lemari pendingin
b.      Disimpan pada suhu 5-8oC
c.       Kebersihan lemari pendingin harus dijaga
d.      Tidak dekat dengan sumber panas
e.       Tidak terkena cahaya matahari langsung

3.4.  Organisme Di Dalam Gudang
3.4.1. Mikroorganisme
Organisme nirperusak (non perusak) adalah organisme mikro atau makro yang
secara langsung tidak menyerang atau merusak komoditas yang disimpan, terdiri dari :
a.         Penyelonong (intruder)
Penyelonong adalah organisme (umumnya mikroorganisme) yang ada di komoditas atau berada dalam ruang penyimpanan dengan alasan yang tidak jelas. Mungkin tertarik dengan cahaya atau kegelapan gudang, tersesat atau ingin berteduh. Contoh jangkerik, cicak, walang sangit. Organisme ini tidak merusak komoditas tetapi dapat mengotorinya
sehingga dapat dianggap pengganggu walaupun bukan perusak.            
b.        Predator dan parasit
Predator adalah binatang yang memangsa binatang lain dan dia tidak menumpang hidup bersama mangsanya. Parasit adalah binatang atau tumbuhan yang hidup numpang pada inang dan mengerogoti inangnya. Predator dan parasit biasanya memangsa hama. Predator ukurannya lebih besar sedangkan parasit berukuran kecil.
c.         Scavenger
Scavenger adalah binatang yang menyikat atau memakan bangkai, sisa-sisa makanan ataupun kotoran kegiatan binatang lain sehingga dapat juga dikatakan pelahap kototan atau sisa makanan. Contohnya cerurut dan semut.
d.        Pemakan cendawan (fungusfeeder) dan mikroflora
Binatang pemakan cendawan seperti Ahasverus advena dan beberapa jenis tungau hidup dari memakan spora maupun miselium cendawan yang tumbuh pada komoditas ataupun yang tumbuh di dinding, lantai atau wadah penyimpanan. Mikroflora atau tumbuhan berukuran mikro seperti cendawan, khamir, dan bakteri bukan hanya penting peranannya sebagai factor perusak atau sebagai makanan untuk binatang pemakan cendawan, tetapi diduga berperan dalam pencernaan serangga.

3.4.2. Hama gudang
Hama atau pest adalah organisme yang mengganggu dan merugikan manusia. Suatu jenis organisme baru disebut hama jika dapat menimbulkan kerugian di atas ambang ekonomi yaitu kerusakan atau gangguan yang menimbulkan kerugian ekonomi yang berarti. Kerusakan yang terjadi akibat hama gudang adalah :
a.       Kerusakan fisis-mekanis seperti lika, koyak, dan berlubang menyebabkan cacat sehingga mutunya turun dan harganya rendah bahkan ditolak.
b.      Tercemar karena kotoran hasil kegiatan biologisnya seperti kotoran, kulit terkelupas dan yang tidak terlihat seperti urine dan racun.
c.       Tercemar adanya bulu, bangkai, bagian atau bahkan organism bersangkutan.
d.      Secara tidak langsung kegiatan biologis organisme tersebut menaikkan suhu dan kelembaban ruangan yang merangsan kerusakan lebih lanjut serta mempercepat proses kerusakan fisiologis dan kimia lainnya.
Organisme makro yang termasuk hama gudang adalah tikus, serangga, tungau, rayap dan burung. Mikroorganisme yang tergolong hama gudang adalah cendawan, khamir, dan bakteri perusak. Jasad renik yang penting pada penyimpanan adalah cendawan, khamir dan bakteri. Cendawan umumnya menyerang komoditas relative agak kering, khamir menyerang komoditas agak basah sampai basah sedangkan bakteri menyerang komoditas segar yang berkadar air tinggi. Berdasarkan kondisi suhu ada 3 golongan jasad renik yaitu:
a) Psikrofil (-5 sampai 20OC)
b) Mesofil (10-45OC)
c) Termofil (25-80OC)
Jenis jasad renik gudang yang menyerang pada komoditas segar atau baru masuk dari lapangan adalah fusarium sp, Alternaria sp, Cladosporium sp, Helminthosporium. Khamir dan penicillium spp sering menyerang bijian yang masih berada di lapangan dan kondisi basah atau lembab. Sedangkan cendawan gudang sering menyerang komoditas kering seperti biji-bijian. Umumnya dari genus Aspergillus dan penicillium.
Cara praktis mencegah atau mengurangi serangan jasad renik :
a).    Membuat komoditas cukup kering sehingga Aw nya lebih rendah daripada Aw yang diperlukan bagi pertumbuhan jasad renik.
b).    Membuat komoditas tidak dapat ditumbuhi jasad renik karena mengandung bahan kimia anti jasad renik.
c).    Membuat kondisi udara sekeliling yang dapat menghambat pertumbuhan jasad renik.
d).   Sterilisasi pada komoditas lalu diikuti dengan kepasan hermetic (kedap udara).

3.4.3. Tikus
Tikus merupakan hewan yang cepat berkembangbiak dan merupakan hama utama yang menyebabkan kehilangan sangat besar baik dari segi kualitas maupun kuantitas bahan pangan.Tikus dapat membawa pathogen berbahaya seperti Salmonella typhii kuman penyebab penyakit tipus. Kuman berkembang karena adanya kotoran, komoditas busuk akibat serangannya, sampah dari sarangnya serta bekas makanan yang secara keseluruhan mengotori komoditas yang disimpan. Kerusakan/kehilangan yang ditimbulkan tikus yaitu :
a) Kehilangan kuantitas
b) Kerusakan wadah dan bangunan
c) Pengotoran komoditas
d) Pembawa dan penyebar kuman penyakit

3.4.4. Serangga Gudang
Serangga adalah binatang berkaki enam sehingga disebut heksapoda dan tubuh terdiri dari 3 bagian: kepala, dada dan perut, memiliki sungut atau antenna sebagai alat penghirup. Serangga memili 2 ordo yaitu golongan kumbang (Coleoptera) dan golongan
ngengat atau pijer (Lepidoptera). Hama dapat digolongkan sebagai berikut:
a.     Hama primer dapat menyerang komoditas yang masih utuh dalam arti masih berkulit (keras) misalnya Rhizopertha, Sitophilus.
b.    Hama sekunder hanya menyerang komoditas yang lunak, telah terkupas  atau telah terserang hama primer. Komoditas yang diserang misalnya beras, tepung, gaplek misalanya tribolium, sp.
c.     Hama utama (major pest) tergolong paling merusak dan umum dijumpai pada suatu komoditas tertentu, misalnya sitophilus, sp. dan Tribolium sp. (serealia) Calossobrochus spp (kacang-kacangan), Lasioderma sp (tembakau).
d.    Hama minor tidak terlalu penting karena jarang menyerang komoditas tersebut dan kalau menyerang biasanya hanya menimbulkan kerusakan yang relative kecil.
e.     Hama pemakan dalam sebagian besar hidupnya berada didalam komoditas terutama fase larva dan kepompong misalnya Sitophilus sp. dan rhizopertha sp.
f.      Hama pemakan luar mempunyai kebiasaan makan dipermukaan komoditas. Contoh Tribolium, Corcyra, Cryptoleste spp.
Tabel 1. Contoh komoditas dan jenis hama pengganggu
Komoditas
Jenis Hama
Serealia dan Karbohidrat tinggi
Sitophilus, rhizopertha, tribolium,
stegobium, ephestia
Kacang-kacangan
Callosobruchus chinensis
Kopi sejenisnya
Araecerus fasciculatus
Kulit sejenisnya
Dermestes spp
Tembakau
Lasioderma spp
Kopra
Necrobia rufipes
Kacang tanah
Caryedon serratus



3.5. Pengendalian Hama Gudang Dan Tikus Secara Nirkimiawi
Pengendalian hama secara nirkimiawi adalah pengendalian hama yang dilakukan tanpa menggunakan bahan kimia. Pengendalian adalah tindakan pencegahan, pengawasan, penjagaan dan pemberatasan. Pencegahan adalah usaha menghindari/ mencegah kemungkinan serangan hama. Pengawasan berarti pemantauan dan evaluasi terus menerus. Penjagaan adalah tindakan mempertahankan/menjaga agar nilai dan daya guna komoditas tidak berkurang. Pemberantasan adalah pembasmian hama yang menyerang dan merupakan tindakan kuratif, sedangkan pencegahan, pengawasan dan penjagaan adalah
tindakan yang bersifat preventif.
1.      Pengendalian Tikus
Serangan tikus pada komoditas pertanian ditandai dengan :
a. Adanya bau urine
b. Kotoran tikus dilorong, bawah tumpukan, pinggir dinding
c. Tanda jalan/bekas lintas tikus dekat pintu, jendela
d. Bekas kaki tikus pada lantai yang berdebu
e. Karung atau komoditas yang rusak karena gigitan tikus
f. Sarang tikus diantara tumpukan atau ditempatkan tersembunyi
Cara pencegahan serangan hama dapat dilakukan dengan cara :
a. Menyimpan secara efisien
b. Menjaga kebersihan dan kebiasaan baik
c. Ruang hermetic
d. Penguatan komoditas
e. Pengaturan suhu dan kelembaban ruang penyimpanan
f. Pengkalisan dan penggunaan bahan penolak
g. Penggunaan wadah/tempat kalis hama

2.      Pengendalian Serangga
Pengendalian serangga dengan cara nirkmiawi dapat ditempuh dengan berbagai cara :
1.      Cara penolakan atau pengusiran
Zak penolak serangga yang dilakukan dapat digunakan tanak dan minyak atsiri karena bau tanah dan minyak atsiri tidak disenangi oleh serangga. Cara pengusiran serangga dapat dilakukan dengan menggunakan sinar contohnya sinar kuning dapat menyesatkan serangga sehingga dapat membutakan dan menyilaukan.
2. Secara mekanis
a) Perangkap lem untuk serangga
Lem dioleskan pada lembar kertas atau batang kecil (semacam lidi). Untuk lebih
mengefektifkan perangkap lem ini sering dicampur dengan aroma penarik serangga, misalnya bau amis yang merupakan salah satu daya tarik lalat dapat dicampurkan pada lem untuk kertas perangkap lalat.
b) Perangkap lampu
Perangkap lampu yang digunakan menggunakan sinar UV yang dilengkapi kumparan beraliran listrik yang kuat. Lampu ini semula dimaksudkan untuk membunuh nyamuk di rumah tetapi kurang efektif karena nyamuk kurang tertarik
pada cahaya sebaliknya lalat diwaktu senja atau cahaya redup akan tertarik cahaya dan menuju cahaya itu.
c) Perangkap kipas
Serangga dalam gudang dapat diperangkap dengan menggunakan kipas penyedot atau aspirator yang kuat. Serangga yang terbang dekat aspirator akan tersedot dan
menyangkut dikantong kasa aspirator. Dengan cara itu serangga yang terperangkap lalu dapat dibunuh.
d) Gaya benturan
Enteloleter adalah nama sebuah mesin yang menggunakan prinsip gaya pusing. Alat ini ditempatkan sebelum pembungkusan untuk meyakinkan bahwa komoditas yang dikemas.


BAB IV. SIMPULAN

4.1.            Kesimpulan 
Adapun kesimpulan yang dapat kita ambil dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1.        Sarana penyimpanan yang berupa gudang sangat memegang peranan penting untuk mempertahankan bahan pangan yang disimpan dan merupakan salah satu langkah awal dalam pengolahan hasil pertanian sebalum sampai kepada konsumen.
2.        Organisme nirperusak (non perusak) adalah organisme mikro atau makro yang secara langsung tidak menyerang atau merusak komoditas yang disimpan.
3.        Hama atau pest adalah organisme yang mengganggu dan merugikan manusia.
4.        Pengendalian adalah tindakan pencegahan, pengawasan, penjagaan dan pemberatasan. Pencegahan adalah usaha menghindari/ mencegah kemungkinan serangan hama.

4.2.            Saran
Adapun saran yang dapat penulis berikan adalah agar kita dapat mempelajari dengan baik mengenai ekologi hama gudang serta cara pengendaliannya.


DAFTAR PUSTAKA
Nasution, Indera. S.  2005. Diktat Kuliah Penyimpanan dan Penggudangan dalam Teknologi Pasca panen. Darussalam. Banda Aceh.
Kartasapoetra, A.G. Ir. 1987. Hama Tanaman Pangan dan Tanaman Keras. Diktat. 1986. 1987. PT  Bina Aksara. Jakarta.
Rizal Syarief, Hariyadi Halid. 1993. Teknologi Penyimpanan Pangan. Arcan. Jakarta.

EKOLOGI SERANGGA HAMA GUDANG SERTA PENGENDALIANNYA

Tugas Makalah Teknik Penyimpanan dan Penggudangan EKOLOGI SERANGGA HAMA GUDANG SERTA PENGENDALIANNYA DISUSUN OLEH KELOMPOK I :...