Tugas Makalah Teknik Penyimpanan dan
Penggudangan
EKOLOGI SERANGGA HAMA GUDANG SERTA PENGENDALIANNYA
DISUSUN
OLEH KELOMPOK I :
DINO SETYADI (1405106010063)
MUTIA RIZKY ISKANDAR (1505106010001)
CUT KEKE (1505106010003)
NOVI DIANA (1505106010013)
RATIH ANGGRAINI (1505106010015)
KELAS
: 01 (SATU)
DOSEN PEMBIMBING : BAMBANG SUKARNO PUTRA S.TP, M.Si

PROGRAM
STUDI TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS
PERTANIAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM
BANDA ACEH
2018
DAFTAR
ISI
DAFTAR ISI....................................................................................................... i
KATA PENGANTAR....................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN.................................................................................. 1
1.1
Latar
Belakang ..................................................................................... 1
1.2
Rumusan
Masalah................................................................................ 2
1.3
Tujuan
Penulisan.................................................................................. 2
1.4
Manfaat Penulisan................................................................................ 2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA...................................................................... 3
BAB III. PEMBAHASAN.................................................................................. 5
3.1.
Pengertian
dan Fungsi Gudang........................................................... 5
3.2.
Jenis-Jenis Gudang............................................................................... 7
3.3. Syarat Gudang Untuk Penyimpanan Bahan Pangan........................ 7
3.4. Organisme Di Dalam Gudang.............................................................. 8
3.4.1.Mikroorganisme........................................................................... 8
3.4.2.Hama Gudang.............................................................................. 9
3.4.3.Tikus.............................................................................................. 10
3.4.4. Serangga Gudang....................................................................... 11
3.5. Pengendalian Hama Gudang dan Tikus secara
Nirkimiawi............. 12
BAB IV. SIMPULAN......................................................................................... 14
4.1.
Kesimpulan.................................................................................. 14
4.2.
Saran............................................................................................. 14
DAFTAR
PUSTAKA......................................................................................... 15
Puji dan syukur yang tak terhingga penulis
panjatkan kehadirat Illahi Rabbi, atas berkah, rahmat, karunia dan hidayah-Nya
akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Adapun tujuan disusunnya makalah ini ialah
sebagai salah satu agenda kegiatan akademis yang harus ditempuh oleh setiap
mahasiswa dalam menyelesaikan studi di tingkat perkuliahan semester VII, adapun
judul dari makalah ini adalah “Ekologi Serangga Hama Gudang Serta Pengendaliannya”.
Dalam proses penyusunan makalah ini, penulis
banyak mendapatkan bantuan, dukungan, serta do’a dari berbagai pihak, oleh
karena itu izinkanlah di dalam kesempatan ini penulis menghaturkan terima kasih
dengan penuh rasa hormat serta dengan segala ketulusan hati kepada :
1.
Kedua orang tua, atas curahan kasih sayang
yang tiada henti, yang senantiasa mendukung secara moril & materil serta
yang selalu mendo’akan penulis di dalam menempuh pendidikan ini.
2.
Bapak
Bambang Sukarno Putra, S.TP, M.Si selaku
dosen mata kuliah teknik penyimpanan dan penggudangan yang dengan segala keikhlasannya telah
memberikan bimbingan, arahan, serta nasehat kepada penulis hingga
terselesaikannya makalah ini.
3.
Teman-teman seperjuangan khususnya Kelas 01 yang senantiasa memberi masukan hingga terselesaikannya makalah ini.
Sangatlah disadari bahwa makalah ini masih
banyak kekurangan didalam penyusunannya dan jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis
mengharapkan saran maupun kritik yang kiranya dapat membangun dari para
pembaca. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi
kita semua. Amin Ya Rabbal ‘Alamin.
Banda Aceh, 30
Oktober 2018
Penyusun
BAB I. PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Hama adalah suatu makhluk hidup yang dapat
merusak tanaman dan bahan pangan, hama tersebut berkembang dengan sangat pesat
dan harus diberantas karena dapat merugikan orang banyak. Hama gudang merupakan
organisme yang dapat menyebabkan penyusutan kualitatif dan kuantitatif dari
bahan pangan yang disimpan. Penyusutan kualitatif yaitu kerusakan yang terjadi
karena perubahan biologi, fisik, kimia, dan biokimia serta penyusutan
kuantitatif adalah kehilangan jumlah bobot bahan akibat penanganan pascapanen
yang tidak professional dan gangguan biologi.
Salah satu hal yang perlu di perhatikan adalah
ketika tepung tersebut di simpan akan timbul yang namanya serangga ataupun kutu
tepung yang terjadi karena beberapa faktor intern dari jagung itu sendiri,
antara lain: kadar air dan lingkungan tempat tepung di simpan serta beberapa
jenis mikroba. Mikroba perusak bahan pangan adalah bakteri, kapang, khamir.
Selain itu faktor yang sangat berperan dalam kerusakan bahan pangan adalah hama
serangga dan tikus. Mekanisme penyerangan hama-hama tersebut berbeda satu sama
lainnya.
Serangga hama gudang hidup dan berkembang biak
di dalam gudang. Posisinya dapat sebagai hama primer ataupun hama sekunder.
Serangga hama gudang terdiri atas bermacam-macam spesies, yang masing-masingnya
mempunyai karakteristik yang berbeda. Serangga hama
gudang menyerang bahan-bahan pangan tertentu yang sesuai dengan kebutuhannya.
Selain komoditi yang berbeda serangga hama gudang juga mempunyai siklus hidup
yang berbeda, dalam hal ini yaitu waktu yang diperlukan untuk siklus hidupnya.
Salah satu ciri spesifik dari serangga hama gudang adalah mengalami
metamorfosis yang sempurna, yaitu dari telur,larva, pupa, dan imago.
Walaupun
sistem pascapanen merupakan sistem artifisial yang relatif tertutup dari lingkungan
luar, organisme yang ada didalamnya cukup beragam dengan berbagai prilaku dan
peran ekologi. Aktifitas yang dilakukan satu kelompok organisme mempengaruhi
kelompok organisme lain. Campur tangan manusia, misalnya dalam praktik
pengendalian hayati, juga menjadi penyebab keberadaan organisme tertentu dalam
organisme tertentu dalam ekosistem penyimpanan.
1.2.
Rumusan
Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah
sebagai berikut :
1. Apakah pengertian dan fungsi gudang ?
2. Apa sajakah jenis-jenis gudang ?
3.
Bagaimanakah syarat gudang untuk penyimpanan
bahan pangan ?
4.
Apakh yang dimaksud dengan organisme dalam
gudang ?
5.
Bagaimanakah cara pengendalian
hama gudang dan tikus secara nirkimiawi ?
1.3.
Tujuan Penulisan
Adapun
tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk mengetahui pengertian, fungsi
gudang, jenis-jenis gudang, syarat gudang untuk penyimpanan bahan pangan,
organism dalam gudang serta cara pengendalian hama gudang.
1.4.
Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan dari makalah ini adalah untuk menambah wawasan
pembaca khususnya tentang materi tentang ekologi serangga hama gudang serta
cara pengendaliannya.
BAB II.
TINJAUAN PUSTAKA
Ordo Coleoptera
adalah kelompok serangga yang paling banyak anggotanya dan hampir semua relung
ekologis dalam penyimpanan dapat dimamfaatkan olehnya. Famili bruchidae, bostrichidae dan curculionidae berperan sebagai hama
primer, sedangkan hama sekunder banyak yang merupakan anggota famili cucujidae, silvanidae dan tenebrionidae. Beberapa famili misalnya cleridae dan dermestidae menyerang bahan simpan hewani. Famili cryptophagidae, mycetophagidae dan ptinidae adalah pemakan cendawan atau
scavenger, sedangkan famili staphylinidae,
carabidae dan histeridae menjadi
predator di penyimpanan. Ada juga yang menyerang bangunan penyimpanan yang
terbuat dari kayu, yaitu famili bostrichidae,
lyctidae dan scolytidae. Famili trogossitidae dan dermestidae berpupa pada tempat-tempat yang tersembunyi. (Rizal
Syarief, 1993).
Serangga di penyimpanan biji-bijian dan bahan
simpan berpotensi merugikan karena merusak secara langsung maupun tidak
langsung. Kerusakan langsung terjadi karena serangga makan bahan simpan,
menyebabkan kontaminasi fisik maupun kimiawi, serta serangan terhadap kemasan,
peralatan dan struktur penyimpanan. Kerusakan bisa semakin besar karena
menyebabkan kerusakan tidak langsung seperti tumbuhnya cendawan dan kerusakan
lainnya. Kerusakan akibat hama pascapanen dapat diartikan sebagai kehilangan
berat, kehilangan kandungan gizi, kehilangan daya kecambah, sampai kehilangan
finansial. Semua serangga yang hidup dan berkembang biak pada bahan simpan
makan biji-bijian atau produk olahan dengan kuantitas dan cara yang
berbeda-beda. Serangga seperti sitophilus,
rhyzopertha dan sitotroga makan
dari dalam biji menghabiskan 25-60% endosperm biji untuk perkembangan
pradewasanya. Serangga lain seperti tribolium
dan corcyra makan dari luar biji,
bagian embrio menjadi sasaran pertama sebelum beralih ke endosperm biji. (Kartasapoetra,
1987).
Ekologi serangga mempelajari faktor-faktor
yang mempengaruhi distribusi dan kelimpahan serangga yaitu : suhu, kadar air
biji dan sumber makanan. Serangga hama di penyimpanan, terutama hama-hama
penting adalah serangga yang telah teradaptasi pada lingkungan penyimpanan
dengan baik, karena :
·
Habitat penyimpanan merupakan reservoir
alaminya,
·
Toleransinya yang tinggi terhadap faktor fisik
di penyimpanan,
·
Keragaman prilaku makan pada berbagai bahan
simpan,
·
Laju reproduksi yang tinggi,
·
Kemampuan yang tinggi dalam menemukan lokasi
sumber makanan,
·
Kemampuan bertahan hidup dalam kondisi tanpa
pangan,
·
Adaptasi morfologi.
Tercatat 40 famili ditemukan di tempat
penyimpanan. Dari jumlah tersebut, mungkin kurang dari 100 spesies yang secara
regular berkembang biak pada bahan simpan (sebagai hama). Hampir semua hama
pascapanen yang penting hanya berasal dari tujuh famili yaitu: bostrichidae, bruchidae, cucujidae,
curculionidae, dermestidae, silvanidae, dan tensbrionidae (Nasution, 2005).
BAB III. PEMBAHASAN
3.1. Pengertian
dan Fungsi Gudang
Gudang
sangat dibutuhkan sebagai sarana untuk menyimpan barang dan harus ditata dengan
baik agar dapat dimanfaatkan secara optimal. Sehingga dapat memudahkan dalam
penyimpanan, pencarian dan pengambilan barang. Barang yang disimpan di gudang
dapat dalam bentuk bahan baku, barang setengah jadi, suku cadang maupun produk
jadi. Sistem pergudangan yang baik adalah system pergudangan yang dapat
memanfaatkan ruang penyimpanannya secara efektif.
Sarana
penyimpanan yang berupa gudang sangat memegang peranan penting untuk
mempertahankan bahan pangan yang disimpan dan merupakan salah satu langkah awal
dalam pengolahan hasil pertanian sebalum sampai kepada konsumen. Sesuai
Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 90 tahun 2014 tentang
penataan dan pembinaan gudang, bahwa gudang adalah suatu ruangan tidak bergerak
yang tertutup dari/atau terbuka dengan tujuan tidak untuk dikunjungi oleh umum,
tetapi untuk dipakai khusus sebagai tempat penyimpanan barang yang dapat
dipergunakan dan tidak untuk kebutuhan sendiri. Menurut Warman (2012), gudang
adalah bangunan yang digunakan untuk menyimpan barang. Barang-barang yang
disimpan di dalam gudang dapat berupa bahan baku,barang setengah jadi, suku
cadang, atau barang dalam proseyang disiapkan untuk diserap oleh proses
produksi. Sedangkan kegiatan pergudangan meliputi kegiatan
penyimpanan barang saja
melainkan proses penanganan barang mulai dari penerimaan barang, pencatatan,
penyimpanan, pemilihan, penyortiran, pelebelan, sampai dengan proses
pengiriman.
Fungsi
dari pergudangan secara umum adalah memaksimalkan penggunaan
sumber-sumber yang
ada disamping memaksimalkan pelayanan terhadap pelanggan dengan sumber yang
terbatas. Sumber daya gudang dan pergudangan adalah ruangan, Peralatan dan
personil. Secara umum fungsi pergudangan di bagi tiga yaitu, perpindahan (movement),
penyimpanan (storage), dan transfer informasi (informasi transfer).
Menurut
Hadiguna dkk (2008), gudang sebagai tempat penyimpanan produk memiliki fungsi
pokok sebagai berikut:
a). Penerimaan (Receiving)
Menerima
material pemesanan perusahaan, menjamin kuantitas material yang dikirim supplier,
serta mendistribusikan material ke lantai produksi.
b). Persediaan (stock)
Menjamin
agar permintaan dapat dipenuhi karena tujuan perusahaan adalah memenuhi
kepuasan pelanggan
c). Penyisiahan (put away)
Merupakan
kegiatan memindahkan dan menempatkan barang pada tempat penyimpanan.
d). Penyimpanan (storage)
Merupakan
suatu keadaan dimana barang menunggu untuk diambil sesuai dengan permintaan
atau sebelum ada permintaan.
e). Pengambilan pesanan (order picking), proses
pengambilan barang dari gudang
sesiuai
permintaan.
f). Pengepakan (packaging), langkah pilihan
setelah pengambilan
g). Penyortiran (sortation) pengabilan bacth
menjadi pesanan individu dan akumulasi pengambilan yang terdistribusi
disebabkan variasi barang yang besar.
h). Pengepakan (packing) dan pengiriman (shipping)
Aktivitas
yang meliputi kegiatan pengecekan kelengkapan sesuai dengan pesanan, pengepakan
barang sesuai dengan shipping container yang tepat, menyiapkan dokumen
pengiriman, pengakumulasian pesanan dan penempatan muatan ke dalam truk.
Gambar 1. Fungsi Gudang Dalam Industri
3.2. Jenis-Jenis Gudang
Terdapat 6 jenis gudang yang biasa digunakan menurut Miranda dkk.
(2001), yaitu:
a). Gudang barang dagangan umum untuk
barang hasil pabrik (general merchandise
warehouses for manufactured goods).
b). Gudang untuk penyimpanan yang
bersifat dingin (refrigerator or cold storage warehouses)
Gudang ini menyediakan lingkungan penyimpanan yang dapat dikendalikan
temperaturnya.
c).
Gudang dengan bea/pajak (bonded warehouses)
Barang-barang seperti tembakau dan minuman beralkohol impor disimpan di
gudang ini.
d). Gudang barang-barang rumah tangga (household
goods warehouses)
Digunakan untuk penyimpanan property pribadi. Properti ini secara khusus
disimpan dalam jangka panjang yang sifatnya sementara.
e). Pergudangan komoditas khusus (special
commodity warehouses)
Pergudangan komoditas khusus digunakan untuk produk pertanian khusus
seperti butir padi, wol dan katun.
f). Pergudangan penyimpanan barang
penting (bulk storage warehouses)
Pergudangan bulk storage memberikan tangki penyimpanan cairan dan penyimpanan
terbuka atau tersembunyi untuk produk kering seperti batu bara, pasir dan
barang-barang kimia.
3.3.Syarat
Gudang Untuk Penyimpanan Bahan Pangan
Bangunan gudang harus dirancang dan dalam kondisi yang baik, penyinaran,
ventilasi serta harus mudah dibersihkan. Kusus untuk gudang penyimpanan bahan pangan,
sebaiknya dekat dengan unit produksi. Adapun syarat gudang untuk penyimpanan
bahan pangan menurut Anonim (2017) sebagai berikut:
1. Penyimpanan bahan kering :
a. Bahan pangan harus ditempatkan secara
teratur menurut macam, golongan, ataupun urutan pemakaian bahan bahan pangan
b. Suhu cukup sejuk (berkisar 19 – 21ºC)
c. Udara kering
d. Ventilasi yang baik
e. Ruangan yang bersih, kering, lantai dan
dinding tidak lembab
f. Rak – rak berjarak minimal 15 cm dari
dinding lantai dan 60 cm dari langit-langit
g. Rak mudah dibersihkan
h. Penyimpanan dan pengambilan barang
diatur dengan sistem FIFO (first infirst out)
i. Semua lubang yang ada di gudang harus berkasa,
serta bila terjadikerusakan
oleh binatang pengerat misalnya, harus segara diperbaiki
2. Penyimpanan pada
suhu kamar/ruang
a. Jenis sayuran umbi: kentang, bawang putih, bawang
merah, atau sayuran umbi lain bersama tunasnya
b. Tempat penyimpanan harus kering
c. Tidak terkena cahaya matahari langsung
d. Sirkulasi udara baik perubahan yang terjadi:
kondisi yang lembab akan mempercepat kerusakan, sedangkan cahaya dapat
merangsang pertumbuhan klorofil, (kentang akan berubah warna menjadi hijau).
Cahaya bisa menyebabkan terbentuknya solanin (racun).
3. Penyimpanan
dengan suhu rendah
a. Dilakukan di lemari pendingin
b. Disimpan pada suhu 5-8oC
c. Kebersihan lemari pendingin harus dijaga
d. Tidak dekat dengan sumber panas
e. Tidak terkena cahaya matahari langsung
3.4. Organisme Di Dalam Gudang
3.4.1.
Mikroorganisme
Organisme
nirperusak (non perusak) adalah organisme mikro atau makro yang
secara langsung
tidak menyerang atau merusak komoditas yang disimpan, terdiri dari :
a.
Penyelonong (intruder)
Penyelonong adalah
organisme (umumnya mikroorganisme) yang ada di komoditas atau berada dalam
ruang penyimpanan dengan alasan yang tidak jelas. Mungkin tertarik dengan
cahaya atau kegelapan gudang, tersesat atau ingin berteduh. Contoh jangkerik,
cicak, walang sangit. Organisme ini tidak merusak komoditas tetapi dapat
mengotorinya
sehingga
dapat dianggap pengganggu walaupun bukan perusak.
b.
Predator dan parasit
Predator
adalah binatang yang memangsa binatang lain dan dia tidak menumpang hidup
bersama mangsanya. Parasit adalah binatang atau tumbuhan yang hidup numpang
pada inang dan mengerogoti inangnya. Predator dan parasit biasanya memangsa
hama. Predator ukurannya lebih besar sedangkan parasit berukuran kecil.
c.
Scavenger
Scavenger
adalah binatang yang menyikat atau memakan bangkai, sisa-sisa makanan ataupun
kotoran kegiatan binatang lain sehingga dapat juga dikatakan pelahap kototan
atau sisa makanan. Contohnya cerurut dan semut.
d.
Pemakan cendawan (fungusfeeder) dan mikroflora
Binatang
pemakan cendawan seperti Ahasverus advena dan beberapa jenis tungau hidup dari
memakan spora maupun miselium cendawan yang tumbuh pada komoditas ataupun yang
tumbuh di dinding, lantai atau wadah penyimpanan. Mikroflora atau tumbuhan
berukuran mikro seperti cendawan, khamir, dan bakteri bukan hanya penting
peranannya sebagai factor perusak atau sebagai makanan untuk binatang pemakan
cendawan, tetapi diduga berperan dalam pencernaan serangga.
3.4.2. Hama
gudang
Hama atau
pest adalah organisme yang mengganggu dan merugikan manusia. Suatu jenis
organisme baru disebut hama jika dapat menimbulkan kerugian di atas ambang
ekonomi yaitu kerusakan atau gangguan yang menimbulkan kerugian ekonomi yang
berarti. Kerusakan yang terjadi akibat hama gudang adalah :
a. Kerusakan fisis-mekanis seperti lika, koyak, dan
berlubang menyebabkan cacat sehingga mutunya turun dan harganya rendah bahkan
ditolak.
b. Tercemar karena kotoran hasil kegiatan biologisnya
seperti kotoran, kulit terkelupas dan yang tidak terlihat seperti urine dan
racun.
c. Tercemar adanya bulu, bangkai, bagian atau bahkan organism
bersangkutan.
d. Secara tidak langsung kegiatan biologis organisme
tersebut menaikkan suhu dan kelembaban ruangan yang merangsan kerusakan lebih
lanjut serta mempercepat proses kerusakan fisiologis dan kimia lainnya.
Organisme
makro yang termasuk hama gudang adalah tikus, serangga, tungau, rayap dan
burung. Mikroorganisme yang tergolong hama gudang adalah cendawan, khamir, dan
bakteri perusak. Jasad renik yang penting pada penyimpanan adalah cendawan,
khamir dan bakteri. Cendawan umumnya menyerang komoditas relative agak kering,
khamir menyerang komoditas agak basah sampai basah sedangkan bakteri menyerang
komoditas segar yang berkadar air tinggi. Berdasarkan kondisi suhu ada 3 golongan
jasad renik yaitu:
a) Psikrofil (-5
sampai 20OC)
b) Mesofil (10-45OC)
c) Termofil
(25-80OC)
Jenis jasad
renik gudang yang menyerang pada komoditas segar atau baru masuk dari lapangan
adalah fusarium sp, Alternaria sp, Cladosporium sp, Helminthosporium. Khamir
dan penicillium spp sering menyerang bijian yang masih berada di
lapangan dan kondisi basah atau lembab. Sedangkan cendawan gudang sering
menyerang komoditas kering seperti biji-bijian. Umumnya dari genus Aspergillus
dan penicillium.
Cara praktis
mencegah atau mengurangi serangan jasad renik :
a). Membuat komoditas cukup kering sehingga Aw nya
lebih rendah daripada Aw yang diperlukan bagi pertumbuhan jasad renik.
b). Membuat komoditas tidak dapat ditumbuhi jasad renik
karena mengandung bahan kimia anti jasad renik.
c). Membuat kondisi udara sekeliling yang dapat
menghambat pertumbuhan jasad renik.
d). Sterilisasi pada komoditas lalu diikuti dengan
kepasan hermetic (kedap udara).
3.4.3.
Tikus
Tikus
merupakan hewan yang cepat berkembangbiak dan merupakan hama utama yang
menyebabkan kehilangan sangat besar baik dari segi kualitas maupun kuantitas
bahan pangan.Tikus dapat membawa pathogen berbahaya seperti Salmonella
typhii kuman penyebab penyakit tipus. Kuman berkembang karena adanya
kotoran, komoditas busuk akibat serangannya, sampah dari sarangnya serta bekas
makanan yang secara keseluruhan mengotori komoditas yang disimpan. Kerusakan/kehilangan
yang ditimbulkan tikus yaitu :
a) Kehilangan
kuantitas
b) Kerusakan wadah
dan bangunan
c) Pengotoran
komoditas
d) Pembawa dan
penyebar kuman penyakit
3.4.4. Serangga Gudang
Serangga
adalah binatang berkaki enam sehingga disebut heksapoda dan tubuh terdiri dari
3 bagian: kepala, dada dan perut, memiliki sungut atau antenna sebagai alat
penghirup. Serangga memili 2 ordo yaitu golongan kumbang (Coleoptera) dan
golongan
ngengat atau pijer (Lepidoptera).
Hama dapat digolongkan sebagai berikut:
a. Hama primer dapat menyerang komoditas yang masih
utuh dalam arti masih berkulit (keras) misalnya Rhizopertha, Sitophilus.
b. Hama sekunder hanya menyerang komoditas yang lunak,
telah terkupas atau telah terserang hama
primer. Komoditas yang diserang misalnya beras, tepung, gaplek misalanya tribolium,
sp.
c. Hama utama (major pest) tergolong paling merusak
dan umum dijumpai pada suatu komoditas tertentu, misalnya sitophilus, sp. dan
Tribolium sp. (serealia) Calossobrochus spp (kacang-kacangan), Lasioderma
sp (tembakau).
d. Hama minor tidak terlalu penting karena jarang
menyerang komoditas tersebut dan kalau menyerang biasanya hanya menimbulkan
kerusakan yang relative kecil.
e. Hama pemakan dalam sebagian besar hidupnya berada
didalam komoditas terutama fase larva dan kepompong misalnya Sitophilus sp. dan
rhizopertha sp.
f. Hama pemakan luar mempunyai kebiasaan makan
dipermukaan komoditas. Contoh Tribolium, Corcyra, Cryptoleste spp.
Tabel 1. Contoh
komoditas dan jenis hama pengganggu
Komoditas
|
Jenis Hama
|
Serealia dan Karbohidrat tinggi
|
Sitophilus, rhizopertha, tribolium,
stegobium, ephestia
|
Kacang-kacangan
|
Callosobruchus chinensis
|
Kopi sejenisnya
|
Araecerus fasciculatus
|
Kulit sejenisnya
|
Dermestes spp
|
Tembakau
|
Lasioderma spp
|
Kopra
|
Necrobia rufipes
|
Kacang tanah
|
Caryedon serratus
|
3.5. Pengendalian
Hama Gudang Dan Tikus Secara Nirkimiawi
Pengendalian
hama secara nirkimiawi adalah pengendalian hama yang dilakukan tanpa
menggunakan bahan kimia. Pengendalian adalah tindakan pencegahan, pengawasan, penjagaan
dan pemberatasan. Pencegahan adalah usaha menghindari/ mencegah kemungkinan
serangan hama. Pengawasan berarti pemantauan dan evaluasi terus menerus.
Penjagaan adalah tindakan mempertahankan/menjaga agar nilai dan daya guna
komoditas tidak berkurang. Pemberantasan adalah pembasmian hama yang menyerang
dan merupakan tindakan kuratif, sedangkan pencegahan, pengawasan dan penjagaan
adalah
tindakan yang
bersifat preventif.
1. Pengendalian Tikus
Serangan
tikus pada komoditas pertanian ditandai dengan :
a. Adanya
bau urine
b.
Kotoran tikus dilorong, bawah tumpukan, pinggir dinding
c. Tanda
jalan/bekas lintas tikus dekat pintu, jendela
d. Bekas
kaki tikus pada lantai yang berdebu
e. Karung
atau komoditas yang rusak karena gigitan tikus
f. Sarang
tikus diantara tumpukan atau ditempatkan tersembunyi
Cara
pencegahan serangan hama dapat dilakukan dengan cara :
a.
Menyimpan secara efisien
b.
Menjaga kebersihan dan kebiasaan baik
c. Ruang
hermetic
d.
Penguatan komoditas
e.
Pengaturan suhu dan kelembaban ruang penyimpanan
f.
Pengkalisan dan penggunaan bahan penolak
g.
Penggunaan wadah/tempat kalis hama
2. Pengendalian
Serangga
Pengendalian
serangga dengan cara nirkmiawi dapat ditempuh dengan berbagai cara :
1. Cara penolakan atau pengusiran
Zak penolak serangga yang dilakukan dapat digunakan
tanak dan minyak atsiri karena bau tanah dan minyak atsiri tidak disenangi oleh
serangga. Cara pengusiran serangga dapat dilakukan dengan menggunakan sinar
contohnya sinar kuning dapat menyesatkan serangga sehingga dapat membutakan dan
menyilaukan.
2. Secara
mekanis
a)
Perangkap lem untuk serangga
Lem
dioleskan pada lembar kertas atau batang kecil (semacam lidi). Untuk lebih
mengefektifkan
perangkap lem ini sering dicampur dengan aroma penarik serangga, misalnya bau
amis yang merupakan salah satu daya tarik lalat dapat dicampurkan pada lem
untuk kertas perangkap lalat.
b)
Perangkap lampu
Perangkap
lampu yang digunakan menggunakan sinar UV yang dilengkapi kumparan beraliran
listrik yang kuat. Lampu ini semula dimaksudkan untuk membunuh nyamuk di rumah
tetapi kurang efektif karena nyamuk kurang tertarik
pada
cahaya sebaliknya lalat diwaktu senja atau cahaya redup akan tertarik cahaya
dan menuju cahaya itu.
c)
Perangkap kipas
Serangga
dalam gudang dapat diperangkap dengan menggunakan kipas penyedot atau aspirator
yang kuat. Serangga yang terbang dekat aspirator akan tersedot dan
menyangkut
dikantong kasa aspirator. Dengan cara itu serangga yang terperangkap lalu dapat
dibunuh.
d) Gaya
benturan
Enteloleter
adalah nama sebuah mesin yang menggunakan prinsip gaya pusing. Alat ini ditempatkan
sebelum pembungkusan untuk meyakinkan bahwa komoditas yang dikemas.
BAB IV. SIMPULAN
4.1.
Kesimpulan
Adapun kesimpulan
yang dapat kita ambil dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
Sarana penyimpanan yang berupa gudang sangat memegang peranan penting
untuk mempertahankan bahan pangan yang disimpan dan merupakan salah satu
langkah awal dalam pengolahan hasil pertanian sebalum sampai kepada konsumen.
2.
Organisme nirperusak (non perusak) adalah organisme mikro atau makro
yang secara langsung tidak menyerang atau merusak komoditas yang disimpan.
3.
Hama atau pest adalah organisme yang mengganggu dan merugikan manusia.
4.
Pengendalian adalah tindakan pencegahan, pengawasan, penjagaan dan
pemberatasan. Pencegahan adalah usaha menghindari/ mencegah kemungkinan
serangan hama.
4.2.
Saran
Adapun saran yang
dapat penulis berikan adalah agar kita dapat mempelajari dengan baik mengenai
ekologi hama gudang serta cara pengendaliannya.
DAFTAR
PUSTAKA
Nasution, Indera. S. 2005. Diktat Kuliah Penyimpanan dan
Penggudangan dalam Teknologi Pasca panen. Darussalam. Banda Aceh.
Kartasapoetra, A.G. Ir. 1987. Hama Tanaman
Pangan dan Tanaman Keras. Diktat. 1986. 1987. PT Bina Aksara. Jakarta.
Rizal Syarief, Hariyadi Halid. 1993. Teknologi Penyimpanan Pangan. Arcan. Jakarta.